Jumat, 19 Februari 2010

Lidah Bunglon Lebih Cepat daripada Pesawat Jet Tempur

Buku-buku teks zologi menjelaskan bahwa lidah balistik bunglon diperkuat oleh seutas otot pemercepat (akselerator). Otot ini memanjang ketika menekan ke bawah pada tulang lidah, yang berupa tulang rawan kaku di tengah lidah, yang membungkusnya. Akan tetapi, dalam sebuah penelitian yang telah disetujui untuk diterbitkan oleh majalah ilmiah Proceedings of the Royal Society of London (Series B), dua ahli morfologi yang memelajari kebiasaan makan bunglon menemukan unsur-unsur lain yang terkait dengan gerakan cepat lidah binatang ini. (1)

Kedua peneliti Belanda ini, Jurriaan de Groot dari Universitas Leiden, dan Johan van Leeuwen dari Universitas Wageningen, mengambil film-film sinar X berkecepatan tinggi, yakni 500 bingkai per detik, dalam rangka menyelidiki bagaimana lidah bunglon bekerja ketika menangkap mangsa. Film-film ini menunjukkan bahwa ujung lidah bunglon mengalami percepatan 50 g (g = konstanta gravitasi). Percepatan ini lima kali lebih besar daripada yang dapat dicapai oleh sebuah jet tempur.

Para peneliti ini membedah jaringan lidah dan menemukan bahwa otot pemercepat sama sekali tidak cukup kuat untuk menghasilkan gaya yang diperlukan ini sendirian. Dengan meneliti lidah bunglon, mereka menemukan keberadaan sedikitnya 10 bungkus licin, yang hingga saat itu belum diketahui, di antara otot pemercepat dan tulang lidah. Bungkus-bungkus ini, yang melekat ke tulang lidah di ujungnya yang terdekat dengan mulut, teramati mengandung serat-serat protein berajutan spiral. Serat-serat ini memadat dan berubah bentuk ketika otot pemercepat mengerut dan menyimpan tenaga bagaikan seutas pita karet yang tertekan. Ketika mencapai ujung bulat tulang lidah, bungkus-bungkus yang ketat dan memanjang ini secara bersamaan menggelincir dan mengerut dengan kekuatan dan melontarkan lidah. Secepat serat-serat ini menggelincir dari tulang lidah, bungkus-bungkus saling memisahkan diri bagaikan tabung-tabung sebuah teleskop, dan karena itu lidah mencapai jangkauan terjauhnya. Van Leeuwen berkata, “ini adalah ketapel teleskopis.”

Ketapel ini memiliki ciri lain yang amat menyolok. Ujung lidah mengambil bentuk hampa pada saat menghantam mangsa. Ketika terlontar, lidah ini dapat menjulur sejauh enam kali panjangnya ketika istirahat di dalam mulut, dan dua kali panjang tubuhnya sendiri.

Jelaslah bahwa bungkus-bungkus yang saling terhubung pada lidah bunglon ini tidak pernah dapat dijelaskan menurut evolusi. Dalam wacana itu, mari kita ajukan pertanyaan-pertanyaan berikut:

1. Bagaimanakah masing-masing bungkus ini berevolusi ke tempatnya yang benar?

2. Bagaimanakah lidah tumbuh sedemikian panjang?

3. Bagaimanakah otot pemercepat muncul?

4. Bagaimanakah bungkus-bungkus menyelaraskan gerak-geriknya sehingga membuat lidah mencapai panjang maksimumnya?

5. Bagaimanakah bungkus-bungkus menumbuhkan kemampuan untuk “memanjangkan diri bak tabung-tabung teleskop”?

6. Bagaimanakah binatang tersebut menyatukan semua bagian ini setelah “meluncurkan” lidah?

7. Jika lidah ini diperoleh sebagai sifat menguntungkan akibat proses evolusi, lalu mengapa sifat unggul ini tidak berkembang pada binatang-binatang lain dan mengapa binatang-binatang lain tidak memiliki cara berburu yang sama?

8. Bagaimanakah bunglon (atau binatang yang dianggap moyang peralihannya) dapat bertahan hidup ketika semua sistem yang rumit ini diduga pelan-pelan berevolusi? (2)

Seorang evolusionis tidak akan memiliki jawaban bagi pertanyaan-pertanyaan ini. Gambar di sebelah kiri, sebuah lukisan yang mewakili penampang melintang lidah bunglon, menyingkapkan bahwa sistem sempurna ini bergantung pada penciptaan yang amat khusus. Kelompok-kelompok otot dengan sifat-sifat yang berbeda secara tanpa cela melontarkan lidah, memercepatnya, menyebabkan lidah mengambil bentuk isap ketika menghantam mangsanya dan lalu cepat-cepat menariknya. Kelompok-kelompok otot ini sama sekali tidak saling menghalangi fungsi masing-masing, namun bekerja dengan cara yang terselaraskan dalam menghantam mangsa dan menarik lidah kembali ke mulut dalam waktu kurang dari sedetik. Tambahan lagi, berkat kerjasama antara sistem penglihatan dan otak, kedudukan mangsa diukur dan perintah bagi lidah balistik untuk “menembak!” diberikan oleh syaraf yang mengirimkan isyarat di dalam otak.

Sudah pasti, bunglon tidak dapat memikirkan dan merancang sendiri rancangan yang demikian rumit itu. Penciptaan ini menyingkapkan keberadaan Allah, Sang Mahatahu dan Mahakuasa. Tidak ada keraguan bahwa Allahlah, Yang Mahakuasa, Mahatahu, dan Mahabijaksana, Yang menciptakan bunglon.

sumber:
Harunyahya.com

Chameleon Tongue Faster instead of Jet Fighter Aircraft

Text books explain that zologi ballistic chameleon's tongue is reinforced by a piece of muscle accelerator (accelerator). This muscle extends when pressing down on the tongue bone, which form rigid cartilage in the middle of the tongue, it was wrapped. However, in a study that has been accepted by the scientific journal Proceedings of the Royal Society of London (Series B), two experts who study the morphology of the eating habits of chameleons found other elements associated with the rapid movement of the tongue of this animal. (1)

The two Dutch researchers is, Jurriaan de Groot from the University of Leiden, and Johan van Leeuwen of Wageningen University, took the films X-ray high-speed, ie 500 frames per second, in order to investigate how the chameleon's tongue works when catching prey. These films show that the tip of a chameleon's tongue accelerates 50 g (g = gravitational constant). Acceleration is five times greater than could be achieved by a jet fighter.

The researchers dissected the tongue tissue and found that the accelerator muscle was not strong enough to generate the necessary force alone. By examining a chameleon's tongue, they discovered the existence of at least 10 pack ice, which until then unknown, in between the muscle and bone tongue accelerators. These packets, which is attached to the tongue bone at the end closest to the mouth, containing observed protein fibers berajutan spiral. These fibers condense and change shape when the accelerator muscle to shrink and store energy like a rubber ribbon is depressed. When he reached the tip of the tongue bone round, packets are tight and this extends simultaneously sliding and shrinking with the strength and gave tongue. Fibers as fast as it slid from the bone tongue, packets of each split tubes like a telescope, and therefore reach the tongue furthest reach. Van Leeuwen said, "This is a telescopic catapult."

These slingshots have other characteristics very conspicuous. Tip of the tongue taking a hollow shape when struck prey. When thrown, the tongue can be extended as far as six times as long as the rest of the mouth, and twice his own length.

It is clear that the packets are connected to each other on this chameleon's tongue can never be explained by evolution. In that discourse, let us ask the following questions:

1. How each of these packages evolve to the right place?

2. How tongue grew so long?

3. How muscle accelerators appear?

4. How to align packets of her movements that makes the tongue reaches its maximum length?

5. How to grow sachets ability to "extend themselves like a telescope tubes"?

6. How to unite all the animals of this section after the "launch" the tongue?

7. If the tongue is obtained as a result of the beneficial nature of evolution, then why do these superior qualities are not developed in other animals and why other animals do not have to hunt the same way?

8. How does a chameleon (or animals that are considered the ancestors transition) can survive when all of these complex systems expected to evolve slowly? (2)

An evolutionist would not have the answers to these questions. Images on the left, a painting representing a chameleon's tongue cross section, reveals that this perfect system relies on a very special creation. Muscle groups with properties that differ tongue impeccably cast, memercepatnya, causing the tongue takes the form of suction when hitting the prey and then quickly pulled. Muscle groups is by no means hinder each other their respective functions, but works in a way that hit terselaraskan in prey and pull the tongue back into her mouth in less than a second. Moreover, thanks to cooperation between the visual system and brain, and measured prey standing orders for ballistic tongue to "shoot!" Given by the nerves that send signals in the brain.

Certainly, chameleons can not think of and design their own designs so complicated that. Creation reveals the existence of God, the omniscient and omnipotent. There is no doubt that it is God, the Almighty, omniscient, and Wise, who created a chameleon.


source:
Harunyahya.com

Kamis, 18 Februari 2010


AP Photo / Winfried Rothermel
Historic windmill water dripping directly frozen in Furtwangen, Black Forest, southwest Germany, Monday (12 / 1). Although the weather was warmer than a few days earlier, in the night air still very cold.
Extreme cold weather hit the high latitude regions of Earth. This phenomenon, among others, caused by prolonged sun bed. The impact due to heavy exacerbated by a warming Earth and global climate change.

Since December last, extreme temperatures continue to hit northern latitude region, ie starting from the Americas, Europe, to Asia. In Europe, the cold temperatures last month had reached minus 16 degrees celsius in Russia and minus 22 degrees Celsius in Germany. For England, these extreme temperatures the coldest in 30 years. Transportation routes to France paralyzed.

United States was experiencing the same thing. Invasion of this extreme weather affects crop failures in Florida and caused two people died in New York.

Extraordinary incident which is believed to be the global scale of meteorological and astronomical observers associated with the weakening condition of the Sun's activity is marked by decreasing incidence sunspots or sunspot.

Black spots appear on the surface of the Sun through binoculars when viewed from the side like a milestone that comes from the surface of the Sun. Milestones that occur due to the magnetic mass in berpusarnya belly up through the surface of the Sun.

Due to the emergence of black spots of about 32,000 kilometers in diameter or 2.5 times the average diameter of Earth, the gas temperature in the photosphere and kromosfer up around 800 degrees Celsius than normal. This can lead to solar storms and explosions of light called a flare.

However, what happened the last few years is the sun off. The reduced activity of the Sun was based on observation Yono Yatini Clara, Head of Solar and Space Institute of Aeronautics and Space Agency (Lapan), began to appear since 2000.

The solar astrophysicist at the mention of 2008 as the year with days without sunspots belonging to the lowest in the last 50 years. They estimate several years after 2008 will be the years of cold, said Mezak Ratag, the astrophysicist who pioneered the establishment of Earth and Space Science Institute in Manado, North Sulawesi.

Measurement of magnetic field strength in sunspots last 20 years at Kitt Peak Observatory, Arizona showing a decline. The maximum magnetic field from an average of 3000 Gauss in the early 1990s down to about 2000 Gauss at the moment.

This significant decrease is evidence that until some future time the sun is still going on the state of lazy, Mezak said. He predicts that the maximum activity occurs around the year 2013, the rate will not be as high as the maximum in the last few cycles.

The sun and climate

As the sun dimmed prolonged, potentially extreme winter because the Sun-source of energy for the environment, the solar system is moving in the Earth's climate machine.

Since 1865, data showed a tendency Lapan rainfall decreases as the Sun quietly. Similarly, severe winter since the end of 2009 occurred when the Sun is very quiet (deep minimum) similar events 1995-1996, explained Thomas Djamaluddin, Head Utilization Center for Atmospheric and Climate Science Lapan.

Evidence of association with the Sun's behavior is indicated by the opposite phenomenon, namely minimal snow winter when the Sun is active in the year 1989. Very long winter occurs when the Maunder Minimum of 1645-1716 and the Dalton minimum the early 1980s.

Similar conditions occurred in 1910-1914. That much is associated with the cold sea in the sinking of the Titanic disaster in April 1912. Normally, when it was spring.

Meanwhile, Mezak argues, the minimum pattern of activity when the Sun is similar to the events of 1880, 1890, 1900, and 1910. Thus, the cycle of the Sun not only showed an eleven-year cycle. There is a longer cycle with a period of about 100 years-Gleisberg cycle. In the meteorological records, during the cycle, a lot of extreme cold weather, but not extreme Maunder Minimum.

Weather and Grk

Solar activity minimum effect more influenced high latitude regions. Solar activity since about the year 2007 up to now increase the odds of a large temperature gradient between the high latitude and low latitude. As a result, the wind velocity component north-south direction (Meridional) high.

Prof. CP Chang, who chaired the Executive Panel monsoon World Meteorological (WMO), concluded, monsoon activity across the equator which triggered a large temperature gradient in the north-south direction recently increased significantly compared to the last 50 years statistics.

This strengthens allegations, Solar activity minimum length is closely related to extreme cold weather. In Indonesia, the incidence of high winds across the equator into the main causes of the emergence of high waves of the South China Sea into waters of the Java Sea.

The existence of greenhouse gases in the atmosphere, continued Thomas, also increase the air temperature that cause climate change. Combined effect tends to increase vulnerability to climate-related disasters, said Thomas.

Global warming theory says, the atmosphere is heated to make the particles of air become more energetic and potentially result in extreme weather. (YUNI Ikawati)

source:
Kompas.com

7 Amazing Natural Phenomenon

In addition to natural beauty, it was a lot of places have incredible uniqueness. Genesis of this unique nature can be found only in certain regions, even in some cases, a particular moment. If you happen to travel to the area why do not you prepare the right time, who knows you have chance to come face to face with this unique and can relate more to the world

Storm Abadi - Venezuela
"Relámpago del Catatumbo" (Thunder Catatumbo) is a unique phenomenon that occurs at the mouth of the river Catatumbo in Venezuela. This phenomenon is there between cloud lightning that can happen almost 160 days in 1 year, and every day dapet lasted 10 hours, and every hour may occur bolt 280 times. The storm is almost eternal causes approximately 1.2 million times a bolt in one year, and can be seen up to 400 km away, which is sometimes used as visual navigation aids by a sailing ship.


Rain Fish - Honduras
This rain occurs usually in around May and July, typically, witnesses described a dark cloud that followed the lightning, and then storms and high winds and heavy rains for two or three hours. Once the rain stopped, hundreds of fish will be found in the mainland. The fish is then cooked and eaten as usual. Since 1998, there was a festival called "Festival de la Lluvia de Peces" (Rain of Fish Festival), performed every year in the city of Yoro, Honduras.


Goat climbers - Morocco
This phenomenon will not you can be found in other regions, except Morocco. These goats climb trees because they like the argan tree, similar to Olive. Goat breeders follow the goat, not because of strange, but because of argan fruit contains seeds that can not be digested by goats, and collected by the farmers of goat dung. These seeds can be processed into argan oil used in cooking and cosmetics.


Red Rain of Kerala - India
red color and make clothes that looked like dried blood bleeding. The rain is sometimes green or yellow, even black. These colors result from the existence of algae spores carried by wind at the time of the formation of rain.


Longest Waves in the World - Brazil
Two times a year, between February and March, water from the Atlantic Ocean will lead to the Amazon River, Brazil, and making waves the longest in history. Pororoca phenomenon called this happens during high tide from the Atlantic Ocean at the mouth of the river meet. This makes the wave that stands 12 feet tall and can hold up to half an hour!

Waves as high as that of course is very popular among surfers, and bring Picuruta Salazar, a surfer from Brazil to carve a successful world record as far as 12.5 km to surf for 37 minutes. But the waves are dangerous because of his tendency to sometimes destructive and sometimes bring a tree full of success in the pull from the ground by the force of waves.


Black sun - Danish
During the Danish summer, tau approximately half an hour before sunset, tail millions of insects called Starling (sturnis Vulgaris) merged and formed up 'fighters' beautiful as you can see in the picture. This battle formation phenomenon can be seen in the marshes of the Danish West from March until the middle of April.


Fire rainbow Idaho - United States
The phenomenon of the rainbow is generally shaped like a circle, while the fire rainbow is formed when the sun was in high positions, higher than 58 degrees from the horizon line. When the light through the high cirrus clouds, this cloud sometimes be able to show that light-solving process to form a similar phenomenon with the rainbow. (oddee.com / ari)

Kapanlagi.com

26 Million Hectares of Forest looted


Total forest in Indonesia, which was looted so far have been about 26 million hectares, equivalent to 21 percent of the total forest area in the country. This area has no longer a tree stand because it was damaged.

Zulkifli Hasan Forestry Minister expresses it in Jakarta, Tuesday (16/2/2010) after attending a coordination meeting of the National Spatial led by Coordinating Minister Hatta Rajasa.

According to Zulkifli, the forest area covers 70 percent of the territory of Indonesia which reached 180 million hectares. Of all the forest area, 23 percent or 43 million hectares of which still form the primary forests still good condition.

As for, the other 25 percent or 48 million hectares in good condition half half destroyed by the former concession areas (forest acquisition rights). While approximately 21 percent was looted and damaged no woods anymore.

"We affirm, all primary forest could not be bothered. It includes forest conservation, and protected forests. Conservation is important to monkeys, tigers and rare animals. Forest protected areas is also important for water uptake," he said.

On that basis, the Ministry of Forestry suggested that forest areas are to be converted for other purposes is a forest that was damaged earlier. Some land could be used for food crops.

"However, the transfer of this region are all very dependent on spatial structure. Now this layout to be developed by an integrated team later. Government should make local regulations first. Then proposed to the integrated team. When all is agreed, make amdalnya (environmental impact analysis ), "Zulkifli said.


Source:
Jakarta, Kompas.com

Rabu, 17 Februari 2010

Seven Wonders of Tears


Who says there's no point crying? Over time it can make cry red eyes and swollen. But make no mistake, cried and had tears in my eyes it could be a miracle drug that is useful for healthy body and mind. Anything?

Quoted from Beliefnet, here's 7 wonders you can get after crying and watery eyes.

1. Helping vision


Tears turned out to help a person of vision, not just the eye itself. Liquid coming out of the eyes to prevent dehydration in the eye membrane that can make the vision become blurred.

2. Kill bacteria


No need eye drops, tears enough that serves as a natural antibacterial. In the liquid contained tears called lisozom that can kill around 90-95 percent of the bacteria left behind from the computer keyboard, railing, sneeze and the places that contain bacteria, in just 5 minutes.

3. Improve mood


Someone who can cry because of lower levels of depression with crying, someone will lift the mood again. Tears are produced from crying because of the emotional type contains 24 percent protein, albumin, which is useful in regulating the body's metabolic system than tears resulting from irritation of the eyes.

4. Removing toxins


A biochemist William Frey has done several studies on the tears and found that the tears that came out of the emotional cry because it contains toxins.

But make no mistake, tear out the poisonous indicates that he took the poison from the body and out through the eye.

5. Reduce stress


How to reduce stress cry? Tears were also issued a stress hormone that is found in the body of leucine-endorphin and prolactin enkaphalin.

In addition to lowering levels of stress, tears also help fight disease caused by stress such as high blood pressure.

6. Build community


In addition to good physical health, crying can also help someone build a community. Usually someone in tears after telling the problem in front of his friends or someone who can provide support, and this can increase the ability to communicate and socialize.

7. Relieve feelings


Everyone seemed to feel that way. Even if you suffered a variety of problems and trials, but after crying usually will appear a sense of relief.

After crying, the limbic system, brain and heart will be smooth, and it makes a person feel better and relieved. Take out the problem in your mind through the tears, do not be buried because you can cry explosiveness.

So, it's okay if you cry sometimes.

Regard.

Source: detikhealth.

Miracle Of Air Zamzam

What in the world of water is greater than Zamzam water? That can survive and be preserved for thousands of years and could spend tens of millions of liters of water from her well water was small and been dry for thousands of years of water. Gynecology deadly germs have the power, other than merit to overcome the thirst, hunger and disease healing. And many other benefits.

How many of Zamzam water for human consumption every Hajj season?

Indonesian pilgrims there were 205 thousand people. If every person carrying 5 liters of Zamzam when he returned to their homeland, it is already 1.025.000 L. In addition, the Mecca-free assembly Zamzam water to drink.

If pilgrims spent an average of one liter of Zamzam in a day, then the entire Indonesian pilgrim needs 6 million liters! (30 day stay in Mecca). So the total required 7 million liters of Zamzam in a season pilgrimage. Meanwhile, Indonesian pilgrim was only 10 percent just two of millions of worshipers from all over the world.

And the well of Zamzam was only a water depth of 30 meters with a diameter wells ranged from 1.46 meters to 2.66 meters. Research shows, Zamzam spring water can emit as much as 11-18 liters of water per second. Thus, every minute will produce 660 liters of water.
That is astounding.

The miraculous Zamzam water

In scientific studies conducted in the laboratory of Europe, proved that Zamzam is another. Content of different water wells around Mecca.

* Calcium and salt content higher than Magnesiumnya other wells, efficacious to eliminate thirst and healing effects.
* Zamzam also contain fluoride which merit destroy germs contained in the water content.
* What is amazing is, no one bit of moss in the well. Zamzam is always free from bacteria contamination.
* Surprisingly again, when all the water wells around Makkah in dry conditions, water remains the Zamzam well. And Zamzam had never been dry throughout the ages.
* Some legal scholars recommended that pilgrims carry Zamzam when he returned to his country because it could be as Zamzam medicine for a cure.

"Air Zamzam is (good) for what drinker want. If one drinks to be healed (of disease), God will heal him. If someone drank so full, God will make him full. And if someone drank to relieve thirst, Allah will eliminate it. (Reported by Ahmad and Ibn Majah).

And this is proved, many pilgrims from Indonesia and other countries that have felt the magic of Zamzam water.

Where We Get Zamzam Water?

Place Zamzam well was now closed. But the congregation had difficulty obtaining Zamzam water in each corner of the mosque. Zamzam water is provided in large thermoses with a disposable plastic cup. Every pilgrim who came to the Grand Mosque will be able to drink Zamzam water whenever you want because the Grand Mosque open for 24 hours straight.

In the Medina mosque and shrines were Zamzam water is provided free of charge. And do not worry, when you return to the country would be equipped with 5 liters of Zamzam water.

Take advantage and treat these magical water with respect.
So, it's okay if you cry sometimes.

Regard.

Source:
Buku “Tips Praktis Umrah dan Haji”

taken from:
http://blog.muslim-nias.org

MIRACLE OF HONEY BEE


And Allah revealed to the bee: Make hives in the hills, on trees, and in places that erect. (Surat an-Nahl, 16:68)

Honey bees make honey storage with hexagonal shape. A storage form of the most effective compared with other geometric shapes. Bees use a form that allows them to save the maximum amount of honey by using the least material. The mathematician was amazed to learn that bees calculations very carefully. Another remarkable aspect is the way of communication between bees that are difficult to believe. After finding the source of food, a bee whose job seeking pemadu for making honey flower fly straight to its nest. He told the bees the other direction angle and distance of food source from the nest with a special dance. After carefully watching the motion cues in the dance, bees eventually others know where the food source and can find it without difficulty.

Bees use a very interesting way when building a nest. They started to build the cells where the honey from the corners of a different, so until they finally meet in the middle. After the work was over, did not seem the incongruity or patchy in these cells. Humans can not make this a perfect design without complicated geometric calculations; but bees do it very easily. This phenomenon proves that the bee is guided through the "inspiration" from God Almighty as the word of God in the letter An-Nahl verse 68 above.

Since millions of years ago, honey bees have produced ten times more than they need. The only reason why the animals do all these detailed calculations produce excess honey is so that people can benefit from the honey-containing "medicines for humans" is. God reveals this bee task in the Qur'an:

From inside them comes a drink (honey) of varying colors, inside there is healing for mankind. Verily in this is really a sign (the greatness of your Lord) for people who think. (Surat an-Nahl, 16: 69)

Did you know about the benefits of honey as a food source that God provided for man through these tiny insects?

Honey is composed of several sugar molecules such as glucose and fructose and minerals like magnesium, potassium, potassium, sodium, chlorine, sulfur, iron and phosphate. Honey also contains vitamins B1, B2, C, B6 and B3 that composition changes according to the quality of nectar and pollen that the bees consumed. In addition, in the honey there is also copper, iodine and zinc in small quantities, as well as several types of hormones.

As word of God, honey is "healing for mankind". This scientific fact has been confirmed by scientists who met at the World Conference Apikultur (World Apiculture Conference) held on 20-26 September 1993 in China. At the conference discussed treatment using ingredients derived from honey. American scientists say that honey, royal jelly, pollen and propolis (bee resin) can treat various diseases. A doctor from Romania said that he tried to use honey to treat cataracts, and 2002 of 2094 patients recovered completely. Polish doctors also said in the conference that the resin bee (bee resin) can help cure many diseases such as hemorrhoids, skin diseases, gynecological diseases and other diseases.

source:
Harunyahya.com

Why Nephentes Not Eating Ants?


Plants in the bag "bag-Semar" Nepenthes bicalcarata who live in the East India, there lived an ant colony. This plant and pot shaped like a menghinggapinya insects. Nevertheless, the ants were free to move and took the remains of insects and other food from this plant.

This cooperation benefits both parties, ants and plants. Although the ants may be eaten by Nepenthes, they can build nests in these plants. The plant also leaves a certain network and the remains of insects to ants. And in return, ants protect the plants from enemies.

Such examples of the relationship between plant life and the ants. Anatomy and physiology forms of ants and their host plants have been designed in such a way as to facilitate the reciprocal relationship between the two. Though the defenders of the theory of evolution maintains that living things antarjenis relationship evolved gradually over millions of years, but of course a statement saying that the two creatures who do not have this intelligence can be agreed to plan a system that benefits both parties does not make sense. Then, what is causing the ants to live on the plants?

Ants tend to stay on the plant because of the fluid called "nectar left" issued plants. Liquid nectar is an attraction for the ants to come to the plant. Many species of plants that discharge was evident at certain times. For example, the black cherry tree produces this fluid is only three weeks in a year. Certainly at the time of discharge was not a coincidence that three weeks to coincide with the one time a kind of worm attacking black cherry trees. Ants are attracted to the nectar can kill these caterpillars and protect plants.

Only by using common sense, we can see that this is proof of creation. Common sense is not possible to accept that this tree can take when danger will strike and then decided that the best way to protect themselves is to attract ants and alter its chemical structure. Cherry tree does not have a brain. Therefore, he could not think, calculate, or change the chemical mixture. If we assume that this is a clever way nature obtained from a coincidence, that is the basic thought of evolution, this would not make sense. It was clear that this tree has done something that is based on the intelligence and science.


In the picture, we can see the plant Nepenthes as "trap insects". However, certain insects escape from the trap plants Nepenthes. For example, ants can live side by side with Nepenthes. Miraculously, this plant does not care about the presence of ants.


Therefore, the only conclusion that can we draw is that the nature of this plant has been formed because of a Will that has been created. When we refer to all forms of regulation that made him, it was obvious that he not only has power over the tree, but also for the ants and worms. If further research is done again, of course, can be seen that he has power over the universe and has set up every part of nature in isolation but in harmony and in harmony, forming a complete circuit that we know as the "ecological balance". If we think any further and examine other areas, such as geology and astronomy, we will arrive at a similar picture. Everywhere we go, we'll see millions of systems functioning perfectly harmonious and orderly. All of these systems indicate the existence of the Self. However, none of this natural-forming element that can serve as the manager was. Therefore the regulator should be He Who omniscient and omnipotent over the universe. Al Quran describes the Lord as follows:

"He is Allah, the Creator, The Hold, The Visual Form, The Names Have the Best. Exalt him what is in the heavens and the earth. And He is the Almighty, the Wise."
(Surat al-Hashr, 59:24)


source:
Harunyahya.com

Luminous Beings


Thomas Edison was a scientist in the world's largest. About a hundred and twenty years had passed since he discovered the light bulb. In this period, the bulb has become an important part of human life. Today, millions of tiny light bulbs illuminated together major cities around the world.

Lighting becomes an important symbol of this civilization. However, there are other light sources. We certainly never come across a small light that illuminates the darkness of night. The light was so strong and bright, but the source of this information is very different from the light bulb. Even he did not object, but a living creature. He is a firefly. These little creatures produce light in his body even though he did not have light bulbs. Although not using electricity, it has a technology far more powerful. This technology is more effective than a light bulb can change the course of ten percent of its energy into light, while the remaining ninety percent of the change and disappear into heat.

Conversely, fireflies are able to produce nearly one hundred percent of the light of the existing energy. This is because a perfect design in the light-producing system has. Body contains a special chemical called lusiferin, and an enzyme called lusiferase. To produce light, these two chemicals mixed, and this mixture produces energy in the form of light. These complex molecules have been designed specifically to emit light. Placement of each atom that form molecules has been determined in accordance with this objective. There is no doubt that this biochemical design is not a coincidence. He deliberately created specifically. As God has given all the characteristics of living things each one, He also has taught how fireflies make light.




But, to what makes fireflies light through such advanced technology. To find the answer to this question, we must look more closely herd fireflies. A group of fireflies in large numbers, up to hundreds of thousands, in the evening led to the view that makes us like she was walking under the stars.

This light is very important for the firefly as a means of communication. Throughout history, humans have used various means to communicate. One of them is morse code, which consists of a combination of long and short signals, and used in telegrams. Fireflies use light signals to communicate, the way that resembled Morse code.

Male firefly light and extinguish the light to send a message to the female. This message contains a specific code. And female fireflies use the same code to send the reply message to the male. As a result of the message of this reciprocity, the male and female approach each other.

From the moment she was born, each of fireflies to know how to send a message this way, and how to understand the messages sent by others. In short, each of the thousands of fireflies that we see together in the dark is a miracle of creation. Creator extraordinary system is Allah, the Creator of all living things.

For several nights in the Bermuda Triangle, the light show was in progress. Some time after sunset, the dazzling light appeared on the surface of the sea. This light comes from a female marine worms are on the surface. The female mixing two chemicals which he produced in his body. These creatures know how to use chemicals to produce light with an amazing way. The end result is an impressive light show. The female worm did this to attract the attention of the males. Creature who was approached by a bright little light is a male sea worms. Ten minutes later, the sea surface has been covered by hundreds of females that emit bright light. If the moon came out from behind the clouds and illuminate the surface of the sea, they returned to the depths of the ocean. Twenty minutes later the show ended.

If we want to see the real place, where animals use light to communicate, then we must go to the darkest places on earth, the ocean floor. The submarine is designed specifically to be able to dive to a depth of six hundred meters. Sunlight can not penetrate below a depth of two hundred meters. This is where the most dark places on earth. The pressure twenty times higher than at sea level. You might think that nothing could live in these conditions. But a spectacular view appears when a signal light visible from outside the submarine. Suddenly, the light from the darkness emerged the ocean floor, in other words there are living creatures who answered light to light, and communicated by light in this darkness. By seeing these creatures up close, you will see the greatness of God's creation.

At the bottom of the ocean are amazing creatures that emit red light. He is a jellyfish. Performing light from other species in the upper part resembling a work of art performances. This show can be enjoyed fully when the submarine lights turned off. The view that emerges is fascinating variety of creatures that shone with the light they produce themselves. There is a kind of sea creature that swam while emitting light with no one knows what the function of this light.



Among the luminous creatures on the ocean floor is a jellyfish, which have soft bodies and soft. None of them have a sense or intelligence. They also do not know how the light in their body shape. It is not rational to think that such a complex creature with a complex system came about by chance. There is no doubt that these creatures deliberately created by a special design. Therefore, this light show, which comes from hundreds of meters below sea level, was revealed to us the power of God. He created it specifically. All things on land and at sea belonged to him. And He has knowledge and infinite knowledge. In a paragraph stated:

"He is Allah, the Creator, The Hold, The Visual Form, The Names Have the Best. Glorifies Him what is in the heavens and the earth and He is Mighty, Wise." (Surat al-Hashr, 59:24)

Source:
Harunyahya.com

Kamis, 11 Februari 2010

Green Canyon in Indonesia


Penunggu Green Canyon Tertangkap Kamera

Green Canyon Caught Watcher Camera

Believe it or not, but this is a phenomenon that is almost certainly true. The camera was a professional photographer who happened to come with us on a journey coverage to Green Canyon, Pangandaran, West Java, had been caught by a supernatural apparition of these attractions. Initially, the photographer was not aware of it. When all the photos shots from his digital camera was transferred to a portable computer, the existence of the figure was not invited to appear on the screen.

It happened on last Sunday (25 / 1) Tim Editor a tourism magazine based in Jakarta organized a trip with coverage. The goal is a tourist attraction Pangandaran and surrounding areas, with the main focus Green Canyon. Coincidence, a friend who is a professional photographer in a parliamentary institution Indonesian institutions, in Senayan - Jakarta, was with the group with the aim of "hunting" interesting objects worthy immortalized through the most sophisticated digital camera disandangnya time.

Once down the river Cijulang within 15 minute from the village pier by boat, we finally arrived at the destination location. Green Canyon is a "connection" with a series of river Cijulang limestone cliffs high in the left-right, almost forming a cavern with a sub-floor water ponds have current form rain. This place is very beautiful and much visited by tourists, both domestic and abroad. By the time we arrived, was crowded enough that most visitors come not only to look around, but also felt swim in "pool" natural rocky as he tested the water flow is quite challenging.

As an amazing beautiful place, the photographer is certain to act from beginning to return from that place. So with this photographer friend. He also "implement" natural duty, there portrait portrait here. He photographed each side, angle, and the objects that appealed to him. The result? There are pictures of tourists to swim, there is scenery of limestone walls, body image participants rafting, jungle butterflies, and others.

From among the resulting image, there is one image that is unique because if viewed carefully clear picture will look strange object stuck in the photo. In the picture above, you can see in a circle, an ascetic figure on the river bank walls. In the real conditions on the ground, the figure was not in place.

According to the story that developed in limited circles there, some people believe that the Green Canyon, which the society is called Cukung Taneuh Tempatan (Land Bridge), attended by supernatural beings. The watchman, said he said, was a handsome young hermit and handsome. As a hermit, he had every day "hanging out" in the heavily wooded until berbilang months did not return home. The hermit sat for days on the rock, moving from one stone to another stone. Usually in the middle of the river, and not infrequently in the cliffs there is a bulge to meditate. The food leaves, fish in the river, beast in the woods around, and fruit woods available abundant in the hermitage.

At one point, as usual, he meditated longer there. Months. Having been accustomed to this, people do not feel surprised and wonder. However, waiting and waiting, the hermit had not come home. Continue to do so until the change in, the hermit had not shown up. Several times there was a flood big enough, but he did not come back to the house, until now. Society finally concluded that he had merged with the stones in the Green Canyon, but not visible with the naked eye. "Must have a sense of the 6th, or some spiritual power, just able to see it," said a villager.

Once again, believe it or not, assessment and final conclusions on each reader. The reality, please see the photos without engineering (unless additional blue circle) on top. Or come to the site to prove it. "Welcome to Cukung Taneuh!" May thus magical voice greeting you just arrived in Green Canyon.





History of the creation of a "Green Canyon"

As explained above that the Object Nature Tourism has real name is a means Cukang Taneuh Land Bridge. Since the upstream flow Cijulang River, there is a wide land bridge has a length of 3 meters by 40 meters. The bridge connecting two cliffs above the river that forms a tunnel.

While the name comes from the Green Canyon Foreign Tourists who are traveling in this place several years ago. This Wisman Cijulang along the river and the tourist attraction called the Green Canyon. Means that in America there is the Grand Canyon while in Indonesia there is the Grand Canyon. Until today, although there is still Cukang Taneuh name written boards near the entrance gate. But most people are more often called Green Canyon. So, what name is called Cukang Taneuh difficult, not to sell or the name of Green Canyon over a separate magnet to attract tourists to visit ..? But whatever it's called, we as Indonesian citizens must be grateful and proud to be unique, well unique tourist attraction that nature, culture, maritime, etc. are no less interesting from the tourist objects in the world.

In the end, let us together to continue to preserve and keep all the existing tourist objects in Indonesia have not changed and still like the original.

source:
explore-indo.com
pewarta-indonesia.com

photo source:
ttp://phedofilly.multiply.com/j...tu_Karas
http://beautiful-indonesia-tours...yon.html

Selasa, 09 Februari 2010

Media Tanam

Media tanam merupakan komponen utama ketika akan bercocok tanam. Media tanam yang akan digunakan harus disesuaikan dengan jenis tanaman yang ingin ditanam. Menentukan media tanam yang tepat dan standar untuk jenis tanaman yang berbeda habitat asalnya merupakan hal yang sulit. Hal ini dikarenakan setiap daerah memiliki kelembapan dan kecepatan angin yang berbeda. Secara umum, media tanam harus dapat menjaga kelembapan daerah sekitar akar, menyediakan cukup udara, dan dapat menahan ketersediaan unsur hara.

Jenis media tanam yang digunakan pada setiap daerah tidak selalu sama. Di Asia Tenggara, misalnya, sejak tahun 1940 menggunakan media tanam berupa pecahan batu bata, arang, sabut kelapa, kulit kelapa, atau batang pakis. Bahan-bahan tersebut juga tidak hanya digunakan secara tunggal, tetapi bisa dikombinasikan antara bahan satu dengan lainnya.
Misalnya, pakis dan arang dicampur dengan perbandingan tertentu hingga menjadi media tanam baru. Pakis juga bisa dicampur dengan pecahan batu bata.

Untuk mendapatkan media tanam yang baik dan sesuai dengan jenis tanaman yang akan ditanam, seorang hobiis harus memiliki pemahaman mengenai karakteristik media tanam yang mungkin berbeda-beda dari setiap jenisnya. 8erdasarkan jenis bahan penyusunnya, media tanam dibedakan menjadi bahan organik dan anorganik.

A. Bahan Organik

Media tanam yang termasuk dalam kategori bahan organik umumnya berasal dari komponen organisme hidup, misalnya bagian dari tanaman seperti daun, batang, bunga, buah, atau kulit kayu. Penggunaan bahan organik sebagai media tanam jauh lebih unggul dibandingkan dengan bahan anorganik. Hal itu dikarenakan bahan organik sudah mampu menyediakan unsur-unsur hara bagi tanaman. Selain itu, bahan organik juga memiliki pori-pori makro dan mikro yang hampir seimbang sehingga sirkulasi udara yang dihasilkan cukup baik serta memiliki daya serap air yang tinggi.

Bahan organik akan mengalami proses pelapukan atau dekomposisi yang dilakukan oleh mikroorganisme. Melalui proses tersebut, akan dihasilkan karbondioksida (CO2), air(H2O), dan mineral. Mineral yang dihasilkan merupakan sumber unsur hara yang dapat diserap tanaman sebagai zat makanan. Namun, proses dekomposisi yang terlalu cepat dapat memicu kemunculan bibit penyakit. Untuk menghindarinya, media tanam harus sering diganti. Oleh karena itu, penambahan unsur hara sebaiknya harus tetap diberikan sebelum bahan media tanam tersebut mengalami dekomposisi.

8eberapa jenis bahan organik yang dapat dijadikan sebagai media tanam di antaranya arang, cacahan pakis, kompos, mosS, sabut kelapa, pupuk kandang, dan humus.


1. Arang

Arang bisa berasal dari kayu atau batok kelapa. Media tanam ini sangat coeok digunakan untuk tanaman anggrek di daerah dengan kelembapan tinggi. Hal itu dikarenakan arang kurang mampu mengikat air dalam )umlah banyak. Keunikan dari media jenis arang adalah sifatnya yang bufer (penyangga). Dengan demikian, jika terjadi kekeliruan dalam pemberian unsur hara yang terkandung di dalam pupuk bisa segera dinetralisir dan diadaptasikan.

Selain itu, bahan media ini juga tidak mudah lapuk sehingga sulit ditumbuhi jamur atau eendawan yang dapat merugikan tanaman. Namun, media arang eenderung miskin akan unsur hara. Oleh karenanya, ke dalam media tanam ini perlu disuplai unsur hara berupa aplikasi pemupukan.

Sebelum digunakan sebagai media tanam, idealnya arang dipeeah menjadi potongan-potongan keeil terlebih dahulu sehingga memudahkan dalam penempatan di dalam pot. Ukuran peeahan arang ini sangat bergantung pada wadah yang digunakan untuk menanam serta jenis tanaman yang akan ditanam. Untuk mengisi wadah yang memiliki diameter 15 em atau lebih, umumnya digunakan peeahan arang yang berukuran panjang 3 em, lebar 2-3 em, dengan ketebalan 2-3 em. Untuk wadah (pot) yang lebih keeil, ukuran peeahan arang juga harus lebih kecil.


2. Batang Pakis
Berdasarkan warnanya, batang pakis dibedakan menjadi 2, yaitu batang pakis hitam dan batang pakis coklat. Dari kedua jenis tersebut, batang pakis hitam lebih umum digunakan sebagai media tanam. Batang pakis hitam berasal dari tanaman pakis yang sudah tua sehingga lebih kering. Selain itu, batang pakis ini pun mudah dibentuk menjadi potongan kecil dan dikenal sebagai cacahan pakis.

Selain dalam bentuk cacahan, batang pakis juga banyak dijual sebagai media tanam siap pakai dalam bentuk lempengan persegi empat. Umumnya, bentuk lempengan pakis digunakan sebagai media tanam anggrek. Kelemahan dari lempengan batang pakis ini adalah sering dihuni oleh semut atau binatang-binatang kecillainnya.

Karakteristik yang menjadi keunggulan media batang pakis lebih dikarenakan sifat-sifatnya yang mudah mengikat air, memiliki aerasi dan drainase yang baik, serta bertekstur lunak sehingga mudah ditembus oleh akar tanaman.


RAGAM MEDIA TANAM



Media tanam merupakan komponen utama ketika akan bercocok tanam. Media tanam yang akan digunakan harus disesuaikan dengan jenis tanaman yang ingin ditanam. Menentukan media tanam yang tepat dan standar untuk jenis tanaman yang berbeda habitat asalnya merupakan hal yang sulit. Hal ini dikarenakan setiap daerah memiliki kelembapan dan kecepatan angin yang berbeda. Secara umum, media tanam harus dapat menjaga kelembapan daerah sekitar akar, menyediakan cukup udara, dan dapat menahan ketersediaan unsur hara.

Jenis media tanam yang digunakan pada setiap daerah tidak selalu sama. Di Asia Tenggara, misalnya, sejak tahun 1940 menggunakan media tanam berupa pecahan batu bata, arang, sabut kelapa, kulit kelapa, atau batang pakis. Bahan-bahan tersebut juga tidak hanya digunakan secara tunggal, tetapi bisa dikombinasikan antara bahan satu dengan lainnya.
Misalnya, pakis dan arang dicampur dengan perbandingan tertentu hingga menjadi media tanam baru. Pakis juga bisa dicampur dengan pecahan batu bata.

Untuk mendapatkan media tanam yang baik dan sesuai dengan jenis tanaman yang akan ditanam, seorang hobiis harus memiliki pemahaman mengenai karakteristik media tanam yang mungkin berbeda-beda dari setiap jenisnya. 8erdasarkan jenis bahan penyusunnya, media tanam dibedakan menjadi bahan organik dan anorganik.

A. Bahan Organik

Media tanam yang termasuk dalam kategori bahan organik umumnya berasal dari komponen organisme hidup, misalnya bagian dari tanaman seperti daun, batang, bunga, buah, atau kulit kayu. Penggunaan bahan organik sebagai media tanam jauh lebih unggul dibandingkan dengan bahan anorganik. Hal itu dikarenakan bahan organik sudah mampu menyediakan unsur-unsur hara bagi tanaman. Selain itu, bahan organik juga memiliki pori-pori makro dan mikro yang hampir seimbang sehingga sirkulasi udara yang dihasilkan cukup baik serta memiliki daya serap air yang tinggi.

Bahan organik akan mengalami proses pelapukan atau dekomposisi yang dilakukan oleh mikroorganisme. Melalui proses tersebut, akan dihasilkan karbondioksida (CO2), air(H2O), dan mineral. Mineral yang dihasilkan merupakan sumber unsur hara yang dapat diserap tanaman sebagai zat makanan. Namun, proses dekomposisi yang terlalu cepat dapat memicu kemunculan bibit penyakit. Untuk menghindarinya, media tanam harus sering diganti. Oleh karena itu, penambahan unsur hara sebaiknya harus tetap diberikan sebelum bahan media tanam tersebut mengalami dekomposisi.

8eberapa jenis bahan organik yang dapat dijadikan sebagai media tanam di antaranya arang, cacahan pakis, kompos, mosS, sabut kelapa, pupuk kandang, dan humus.


1. Arang

Arang bisa berasal dari kayu atau batok kelapa. Media tanam ini sangat coeok digunakan untuk tanaman anggrek di daerah dengan kelembapan tinggi. Hal itu dikarenakan arang kurang mampu mengikat air dalam )umlah banyak. Keunikan dari media jenis arang adalah sifatnya yang bufer (penyangga). Dengan demikian, jika terjadi kekeliruan dalam pemberian unsur hara yang terkandung di dalam pupuk bisa segera dinetralisir dan diadaptasikan.

Selain itu, bahan media ini juga tidak mudah lapuk sehingga sulit ditumbuhi jamur atau eendawan yang dapat merugikan tanaman. Namun, media arang eenderung miskin akan unsur hara. Oleh karenanya, ke dalam media tanam ini perlu disuplai unsur hara berupa aplikasi pemupukan.

Sebelum digunakan sebagai media tanam, idealnya arang dipeeah menjadi potongan-potongan keeil terlebih dahulu sehingga memudahkan dalam penempatan di dalam pot. Ukuran peeahan arang ini sangat bergantung pada wadah yang digunakan untuk menanam serta jenis tanaman yang akan ditanam. Untuk mengisi wadah yang memiliki diameter 15 em atau lebih, umumnya digunakan peeahan arang yang berukuran panjang 3 em, lebar 2-3 em, dengan ketebalan 2-3 em. Untuk wadah (pot) yang lebih keeil, ukuran peeahan arang juga harus lebih kecil.


2. Batang Pakis
Berdasarkan warnanya, batang pakis dibedakan menjadi 2, yaitu batang pakis hitam dan batang pakis coklat. Dari kedua jenis tersebut, batang pakis hitam lebih umum digunakan sebagai media tanam. Batang pakis hitam berasal dari tanaman pakis yang sudah tua sehingga lebih kering. Selain itu, batang pakis ini pun mudah dibentuk menjadi potongan kecil dan dikenal sebagai cacahan pakis.

Selain dalam bentuk cacahan, batang pakis juga banyak dijual sebagai media tanam siap pakai dalam bentuk lempengan persegi empat. Umumnya, bentuk lempengan pakis digunakan sebagai media tanam anggrek. Kelemahan dari lempengan batang pakis ini adalah sering dihuni oleh semut atau binatang-binatang kecillainnya.

Karakteristik yang menjadi keunggulan media batang pakis lebih dikarenakan sifat-sifatnya yang mudah mengikat air, memiliki aerasi dan drainase yang baik, serta bertekstur lunak sehingga mudah ditembus oleh akar tanaman.



3. Kompos
Kompos merupakan media tanam organik yang bahan dasarnya berasal dari proses fermentasi tanaman atau limbah organik, seperti jerami, sekam, daun, rumput, dan sampah kota. Kelebihan dari penggunaan kompos sebagai media tanam adalah sifatnya yang mampu mengembalikan kesuburan tanah melalui perbaikan sifat-sifat tanah, baik fisik, kimiawi, maupun biologis. Selain itu, kompos juga menjadi fasilitator dalam penyerapan unsur nitrogen (N) yang sangat dibutuhkan oleh tanaman.

Kandungan bahan organik yang tinggi dalam kompos sangat penting untuk memperbaiki kondisi tanah. Berdasarkan hal tersebut dikenal 2 peranan kompos yakni soil conditioner dan soil ameliorator. Soil ( ondotioner yaitu peranan kompos dalam memperbaiki struktur tanah, terutama tanah kering, sedangkan soil ameliorator berfungsi dalam Il1emperbaiki kemampuan tukar kation pada tanah.

Kompos yang baik untuk digunakan sebagai media tanam yaitu Ydng telah mengalami pelapukan secara sempurna, ditandai dengan I IL,rubahan warna dari bahan pembentuknya (hitam kecokelatan), tidak berbau, memiliki kadar air yang rendah, dan memiliki suhu ruang.



4. Moss
Moss yang dijadikan sebagai media tanam berasal dari akar paku-pakuan, atau kadaka yang banyak dijumpai di hutan-hutan. Moss sering digunakan sebagai media tanam untuk masa penyemaian sampai dengan masa pembungaan. Media ini mempunyai banyak rongga sehingga memungkinkan akar tanaman tumbuh dan berkembang dengan leluasa.

Menurut sifatnya, media moss mampu mengikat air dengan baik serta memiliki sistem drainase dan aerasi yang lancar. Untuk hasil tanaman yang optimal, sebaiknya moss dikombinasikan dengan media tanam organik lainnya, seperti kulit kayu, tanah gambut, atau daun-daunan kering.

S. Pupuk kandang
Pupuk organik yang berasal dari kotoran hewan disebut sebagai pupuk kandang. Kandungan unsur haranya yang lengkap seperti natrium (N), fosfor (P), dan kalium (K) membuat pupuk kandang cocok untuk dijadikan sebagai media tanam. Unsur-unsur tersebut penting untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Selain itu, pupuk kandang memiliki kandungan mikroorganisme yang diyakini mampu merombak bahan organik yang sulit dicerna tanaman menjadi komponen yang lebih mudah untuk diserap oleh tanaman.

Komposisi kandungan unsur hara pupuk kandang sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain jenis hewan, umur hewan, keadaan hewan, jenis makanan, bahan hamparan yang dipakai, perlakuan, serta penyimpanan sebelum diaplikasikan sebagai media tanam.

Pupuk kandang yang akan digunakan sebagai media tanam harus yang sudah matang dan steril. Hal itu ditandai dengan warna pupuk yang hitam pekat. Pemilihan pupuk kandang yang sudah matang bertujuan untuk mencegah munculnya bakteri atau cendawan yang dapat merusak tanaman.


6. Sabut kelapa (coco peat)
Sabut kelapa atau coco peat merupakan bahan organik alternatif yang dapat digunakan sebagai media tanam. Sabut kelapa untuk media tanam ,I 'iJdiknya berasal dari buah kelapa tua karena memiliki serat yang kuat.

Penggunaan sabut kelapa sebagai media tanam sebaiknya dilakukan di daerah yang bercurah hujan rendah. Air hujan yang berlebihan dapat menyebabkan media tanam ini mudah lapuk. Selain itu, tanaman pun menjadi cepat membusuk sehingga bisa menjadi sumber penyakit. Untuk mengatasi pembusukan, sabut kelapa perlu direndam terlebih dahulu di dalam larutan fungisida. Jika dibandingkan dengan media lain, pemberian fungisida pada media sabut kelapa harus lebih sering dilakukan karena
sifatya yang cepat lapuk sehingga mudah ditumbuhi jamur.

Kelebihan sabut kelapa sebagai media tanam lebih dikarenakan karakteristiknya yang mampu mengikat dan menyimpan air dengan
kuat, sesuai untuk daerah panas, dan mengandung unsur-unsur hara esensial, seperti kalsium (Ca), magnesium (Mg), kalium (K), natrium (N), dan fosfor (P).

7. Sekam padi
Sekam padi adalah kulit biji padi (Oryza sativa) yang sudah digiling. Sekam padi yang biasa digunakan bisa berupa sekam bakar atau sekam mentah (tidak dibakar). Sekam bakar dan sekam mentah memiliki tingkat porositas yang sama. Sebagai media tanam, keduanya berperan penting dalam perbaikan struktur tanah sehingga sistem aerasi dan drainase di media tanam menjadi lebih baik.

Penggunaan sekam bakar untuk media tanam tidak perlu disterilisasi lagi karena mikroba patogen telah mati selama proses pembakaran. Selain itu, sekam bakar juga memiliki kandungan karbon (C) yang tinggi sehingga membuat media tanam ini menjadi gembur, Namun, sekam bakar cenderung mudah lapuk.

Sementara kelebihan sekam mentah sebagai media tanam yaitu mudah mengikat air, tidak mudah lapuk, merupakan sumber kalium (K) yang dibutuhkan tanaman, dan tidak mudah menggumpal atau memadat sehingga akar tanaman dapat tumbuh dengan sempurna. Namun, sekam padi mentah cenderung miskin akan unsur hara.

8. Humus
Humus adalah segala macam hasil pelapukan bahan organik oleh Jasad mikro dan merupakan sumber energi jasad mikro tersebut. Bahanbahan organik tersebut bisa berupa jaringan asli tubuh tumbuhan atau binatang mati yang belum lapuk. Biasanya, humus berwarna gelap dan ciijumpai terutama pada lapisan atas tanah (top soil)

Humus sangat membantu dalam proses penggemburan tanah. dan memiliki kemampuan daya tukar ion yang tinggi sehingga bisa
menyimpan unsur hara. Oleh karenanya, dapat menunjang kesuburan tanah, Namun, media tanam ini mudah ditumbuhi jamur, terlebih ketika tl'rjadi perubahan suhu, kelembapan, dan aerasi yang ekstrim. Humus Juga memiliki tingkat porousitas yang rendah sehingga akar tanaman tidak mampu menyerap air, Dengan demikian, sebaiknya penggunaan humus sebagai media tanam perlu ditambahkan media lain yang memiliki porousitas tinggi, misalnya tanah dan pasir.

B. Bahan Anorganik

Bahan anorganik adalah bahan dengan kandungan unsur mineral tinggi yang berasal dari proses pelapukan batuan induk di dalam bumi. Proses pelapukan tersebut diakibatkan o/eh berbagai hal, yaitu pelapukan secara fisik, biologi-mekanik, dan kimiawi.
Berdasarkan bentuk dan ukurannya, mineral yang berasal dari pelapukan batuan induk dapat digolongkan menjadi 4 bentuk, yaitu kerikil atau batu-batuan (berukuran lebih dari 2 mm), pasir (berukuran 50 /-1- 2 mm), debu (berukuran 2-50u), dan tanah liat (berukuran kurang dari 2ju. Selain itu, bahan anorganik juga bisa berasal dari bahan-bahan sintetis atau kimia yang dibuat di pabrik. Beberapa media anorganik yang sering dijadikan sebagai media tanam yaitu gel, pasir, kerikil, pecahan batu bata, spons, tanah liat, vermikulit, dan perlit.


1. Gel

Gel atau hidrogel adalah kristal-kristal polimer yang sering digunakan sebagai media tanam bagi tanaman hidroponik. Penggunaan media jenis ini sangat praktis dan efisien karena tidak perlu repot-repot untuk mengganti dengan yang baru, menyiram, atau memupuk. Selain itu, media tanam ini juga memiliki keanekaragaman warna sehingga pemilihannya dapat disesuaikan dengan selera dan warna tanaman. Oleh karenanya, hal tersebut akan menciptakan keindahan dan keasrian tanaman hias yang diletakkan di ruang tamu atau ruang kerja.

Hampir semua jenis tanaman hias indoor bisa ditanam dalam media ini, misalnya philodendron dan anthurium. Namun, gel tidak eaeak untuk tanaman hias berakar keras, seperti adenium atau tanaman hias bonsai. Hal itu bukan dikarenakan ketidakmampuan gel dalam memasok kebutuhan air, tetapi lebih dikarenakan pertumbuhan akar tanaman yang mengeras sehingga bisa membuat vas pecah. Sebagian besar nursery lebih memilih gel sebagai pengganti tanah untuk pengangkutan tanaman dalam jarak jauh. Tujuannya agar kelembapan tanaman tetap terjaga.

Keunggulan lain dari gel yaitu tetap cantik meskipun bersanding dengan media lain. Di Jepang gel digunakan sebagai komponen terarium bersama dengan pasir. Gel yang berwarna-warni dapat memberi kesan hidup pada taman miniatur tersebut.


2. Pasir


Pasir sering digunakan sebagai media tanam alternatif untuk menggantikan fungsi tanah. Sejauh ini, pasir dianggap memadai dan sesuai jika digunakan sebagai media untuk penyemaian benih, pertumbuhan bibit tanaman, dan perakaran setek batang tanaman. Sifatnya yang cepat kering akan memudahkan proses pengangkatan bibit tanaman yang dianggap sudah cukup umur untuk dipindahkan ke media lain. Sementara bobot pasir yang cukup berat akan mempermudah tegaknya setek batang. Selain itu, keunggulan media tanam pasir adalah kemudahan dalam penggunaan dan dapat meningkatkan sistem aerasi serta drainase media tanam. Pasir malang dan pasir bangunan merupakan Jenis pasir yang sering digunakan sebagai media tanam.

Oleh karena memiliki pori-pori berukuran besar (pori-pori makro) maka pasir menjadi mudah basah dan cepat kering oleh proses penguapan. Kohesi dan konsistensi (ketahanan terhadap proses :o::misahan) pasir sangat kecil sehingga mudah terkikis oleh air atau ~'lgin. Dengan demikian, media pasir lebih membutuhkan pengairan dan ::emupukan yang lebih intensif. Hal tersebut yang menyebabkan pasir jarang digunakan sebagai media tanam secara tunggal.

Penggunaan pasir seoagai media tanam sering dikombinasikan dengan campuran bahan anorganik lain, seperti kerikil, batu-batuan, atau bahan organik yang disesuaikan dengan jenis tanaman.

Pasir pantai atau semua pasir yang berasal dari daerah yang
bersersalinitas tinggi merupakan jenis pasir yang harus dihindari untuk :gunakan sebagai media tanam, kendati pasir tersebut sudah dicuci :erlebih dahulu. Kadar garam yang tinggi pada media tanam dapat ,enyebabkan tanaman menjadi merana. Selain itu, organ-organ tanaman, seperti akar dan daun, juga memperlihatkan gejala terbakar yang selanjutnya mengakibatkan kematian jaringan (nekrosis).


3. Kerikil

Pada dasarnya, penggunaaan kerikil sebagai media tanam memang :idakjauh berbeda dengan pasir. Hanya saja, kerikil memiliki pori-pori makro lebih banyak daripada pasir. Kerikil sering digunakan sebagai media untuk budi daya tanaman secara hidroponik. Penggunaan media ini akan membantu peredaran larutan unsur hara dan udara serta pada prinsipnya tidak menekan pertumbuhan akar. Namun, kerikil memiliki kemampuan mengikat air yang relatif rendah sehingga mudah basah dan cepat kering jika penyiraman tidak dilakukan secara rutin.

Seiring kemajuan teknologi, saat ini banyak dijumpai kerikil sintesis. Sifat kerikil sintesis cenderung menyerupai batu apung, yakni memiliki rongga-rongga udara sehingga memiliki bobot yang ringan. Kelebihan kerikil sintesis dibandingkan dengan kerikil biasa adalah kemampuannya yang cukup baik dalam menyerap air. Selain itu, sistem drainase yang dihasilkan juga baik sehingga tetap dapat mempertahankan kelembapan dan sirkulasi udara dalam media tanam.


4. Pecahan batu bata

Pecahan batu bata juga dapat dijadikan alternatif sebagai media tanam. Seperti halnya bahan anorganik lainnya, media jenis ini juga berfungsi untuk melekatkan akar. Sebaiknya, ukuran batu-bata yang akan digunakan sebagai media tanam dibuat keeil, seperti kerikil, dengan ukuran sekitar 2-3 em. Semakin keeil ukurannya, kemampuan daya serap batu bata terhadap air maupun unsur hara akan semakin balk. Selain itu, ukuran yang semakin keeil juga akan membuat sirkulasi udara dan kelembapan di sekitar akar tanaman berlangsung lebih baik.

Hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan media tanam
ini adalah kondisinya yang miskin hara. Selain itu, kebersihan dan kesterilan pecahan batu bata yang belum tentu terjamin. Oleh karena itu, penggunaan media ini perlu ditambahkan dengan pupuk kandang yang komposisi haranya disesuaikan dengan kebutuhan tanaman.

Walaupun miskin unsur hara, media pecahan batu bata tidak mudah melapuk. Dengan demikian, pecahan batu bata cocok digunakan sebagai media tanam di dasar pot karena memiliki kemampuan drainase dan aerasi yang baik. Tanaman yang sering menggunakan pecahan batu bata sebagai media dasar pot adalah anggrek.

5. Spons (floralfoam)

Para hobiis yang berkecimpung dalam budi daya tanaman hias sudah sering memanfaatkan spans sebagai media tanam anorganik. Dilihat dari sifatnya, spans sangat ringan sehingga mudah dipindah-pindahkan dan ditempatkan di mana saja. Walaupun ringan, media jenis ini tidak membutuhkan pemberat karena setelah direndam atau disiram air akan menjadi berat dengan sendirinya sehingga dapat menegakkan tanaman.

Kelebihan lain dari media tanam spans adalah tingginya daya serap
terhadap air dan unsur hara esensial yang biasanya diberikan dalam bentuk larutan. Namun, penggunaannya tidak tahan lama karena bahannya mudah hancur. Oleh karena itu, jika spans sudah terlihat tidak layak pakai (mudah hancur ketika dipegang), sebaiknya segera diganti dengan yang baru. Berdasarkan kelebihan dan kekurangannya tersebut, spans sering digunakan sebagai media tanam untuk tanaman hias bunga potong (cutting flower) yang penggunaannya eenderung hanya sementara waktu saja.

6. Tanah liat

Tanah liat merupakan jenis tanah yang bertekstur paling halus dan lengket atau berlumpur. Karakteristik dari tanah liat adalah memiliki poripori berukuran keeil (pori-pori mikro) yang lebih banyak daripada pori-pori yang berukuran besar (pori-pori makro) sehingga memiliki kemampuan mengikat air yang eukup kuat. Pori-pori mikro adalah pori-pori halus yang berisi air kapiler atau udara. Sementara pori-pori makro adalah pori-pori kasar yang berisi udara atau air gravitasi yang mudah hilang. Ruang dari setiap pori-pori mikro berukuran sangat sempit sehingga menyebabkan sirkulasi air atau udara menjadi lamban.

Pada dasarnya, tanah liat bersifat miskin unsur hara sehingga perlu dikombinasikan dengan bahan-bahan lain yang kaya akan unsur hara. Penggunaan tanah liat yang dikombinasikan dengan bahan-bahan lain seperti pasir dan humus sangat cocok dijadikan sebagai media penyemaian, eangkok, dan bonsai.

7. Vermikulit dan perlit

Vermikulit adalah media anorganik steril yang dihasilkan dari
pemananasan kepingan-kepingan mika serta mengandung potasium dan H',lum. Berdasarkan sifatnya, vermikulit merupakan media tanam yang memiliki kemampuan kapasitas tukar kation yang tinggi, terutama dalam keadaan padat dan pada saat basah. Vermikulit dapat menurunkan berat jenis, dan meningkatkan daya serap air jika digunakan sebagai campuran media tanaman. Jika digunakan sebagai campuran media tanam,

vermikulit dapat menurunkan berat jenis dan meningkatkan daya absorpsi air sehingga bisa dengan mudah diserap oleh akar tanaman.

Berbeda dengan vermikulit, perlit merupakan produk mineral berbobot ringan serta memiliki kapasitas tukar kation dan daya serap air yang rendah. Sebagai campuran media tanam, fungsi perlit sama dengan Vermikulit, yakni menurunkan berat jenis dan meningkatkan daya serap air.

Penggunaan vermikulit dan perlit sebagai media tanam sebaiknya dikombinasikan dengan bahan organik untuk mengoptimalkan tanaman dalam menyerap unsur-unsur hara.

8. Gabus (styrofoam)

Styrofoam merupakan bahan anorganik yang terbuat dari kopolimer
styren yang dapat dijadikan sebagai alternatif media tanam. Mulanya, styrofoam hanya digunakan sebagai media aklimatisasi (penyesuaian diri) bagi tanaman sebelum ditanam di lahan. Proses aklimatisasi tersebut hanya bersifat sementara. Styrofoam yang digunakan berbentuk kubus jengan ukuran (1 x 1 x 1) cm.

Sekarang, beberapa nursery menggunakan styrofoam sebagai campuran media tanam untuk meningkatkan porousitas media tanam. Jntuk keperluan ini, styrofoam yang digunakan dalam bentuk yang sudah dihancurkan sehingga menjadi bola-bola kecil, berukuran sebesar biji kedelai. Penambahan styrofoam ke dalam media tanam membuatnya
mennjadi riangan. Namun, media tanam sering dijadikan sarang oleh semut.


Sumber: Kebonkembang.com

Senin, 18 Januari 2010

Anggrek Dendrobium

A. Mengenal Anggrek Dendrobium
Indonesia yang terdiri atas pulau-pulau yang membentang di daerah khatulistiwa yang luasnya lebih dari 8.000.000 km persegi, ditumbuhi oleh lebih dari 6.000 jenis anggrek spesies dan lebih dari 200 jenis mempunyai nilai komersial. Jumlah terbanyak ialah Dendrobium yang tumbuh di daerah panas, tumbuh didaerah Indonesia Bagian Timur, dan merupakan induk-induk bunga anggrek potong jenis Dendrobium. Dan sudah banyak hibrida-hibrida Dendrobium yang telah dihasilkan dan didaftarkan ke Sander List (Santoso S, 1988).
Anggrek Dendrobium termasuk tanaman yang mempunyai kecepatan tumbuh yang berbeda dengan tanaman hias lainnya. Habitat tumbuhnya ada yang tumbuh melekat pada batang pohon, dan tumbuh di atas permukan tanah, ada pula yang hidup di semak-semak. Pertumbuhan tanaman anggrek Dendrobium, baik vegetatif (pertumbuhan tunas, daun, batang dan akar) serta pertumbuhan generatif (pertumbuhan primordia atau tunas bunga, buah dan benih) tidak hanya ditentukan oleh faktor genetik, tetapi juga oleh faktor iklim dan faktor pemeliharaan (Widiastoety, 2007). Anggrek Dendrobium merupakan anggrek yang unik, dapat dilihat dari anggrek Dendrobium Sonia Bom Bom yang mempunyai lidah lebih besar daripada biasanya. Bunga besar dipadu dengan warna putih berbingkai merah muda cerah memancarkan pesona tiada tara. Puluhan kuntum yang berderet rapi dalam untaian tangkai menambah kecantikannya. Anggrek Dendrobium dalam pemeliharannya relatif mudah, sehingga masyarakat awam tidak sulit menikmati pesonanya. Anggrek ini rajin berbunga, serta bunga yang mekar dalam pot bisa bertahan hingga 30 hari. Seluruh sifat itu yang membuat anggrek Dendrobium tak mudah digantikan oleh tanaman lain. Apalagi semua kelebihan itu bisa diperoleh dengan harga terjangkau (Trubus, 2005).
Anggek Dendrobium dapat dinikmati keindahannya dengan berbagai cara yaitu tidak hanya sekedar di pot tapi juga menempel di pohon karena sifatnnya epifit. Mirip dengan habitatnya di pohon beberapa Dendrobium diatur berderet di batang kayu mati. Anggrek disusun sedemikain rupa sehingga tampil unik di sela-sela kayu soliter yang disangga besi. Keindahan Dendrobium semakin menonjol apabila ditata dalam taman, tampilan seperti itu sering digunakan saat pameran anggrek nasional maupun internasional. Penggunaan anggrek Dendrobium tak sebatas hanya sosok tanaman, pemanfaatan sebagai bunga potong juga demikian populer (Trubus, 2005).
Berbagai jenis anggrek Dendrobium sangat diminati oleh masyarakat, karena menghasilkan bunga yang cantik dan warna yang menawan. Disamping itu mahkota bunganya tidak mudah rontok, dibandingkan dengan jenis anggrek lainnya
Tanaman anggrek Dendrobium bersifat kospolitan (dapat dijumpai dari daerah tropik sampai sub tropik). Penyebaran anggrek ini mulai dari daerah pantai hingga daerah pegunungan dan bersalju, yang tersebar mulai dari India, Srilangka, China Selatan, Jepang ke Selatan sampai Asia Tenggara hingga kawasan Pasifik. Australia, New Zealand serta papua New Guinea (Hawkes, 1965; Gunadi, 1979; Rentoul, 1982).
Cara hidup anggrek Dendrobium adalah menempel pada benda lain seperti batang pohon, lempengan pakis, beberapa jenis ada yang bbatu batuan di lereng pegunung, dan ada juga yang tumbuh memanjat pada batang tanaman lain tanpa merugikan tempat yang ditempeli (bersifat epifit). Sedangkan pola pertumbuhannya simpodial.
Permintaan tinggi tanaman berbunga jelas jadi hal yang menarik. Kosumen lebih banyak memburu lantaran mudah dirawat. Lagi pula variasi warna dan bentuk bunga beragam sehingga konsumen yang bosan selalu mempunyai pilihan.
Pembelian bunga oleh konsumen umumnya tidak dilakukan setiap hari. Konsumen perkantoran dan hotel membeli bunga secara rutin setiap minggu, tetapi volume tidak terlalu banyak, sedang konsumen rumahan melakukan pembelian di waktu-waktu tertentu, misalnya ulangtahun, hariraya, dan kematian. (Trubus 2005)
Meskipun pasar dendobium dalam negri tidak secerah pada 1980-an, tetapi ekspor tetap berjalan. Yang di ekspor, selain bunga segar juga bibit dan tanaman. Eksportir mengirimkan anggrek itu ke singapura, Jepang, Hongkong dan Perancis. (Trubus 2005)
Melihat peluang bisnis Dendrobium sangat menguntungkan, setiap bulan pendapatan kotor bisa mencapai Rp. 16.000.000,- dari hasil penjualan 800 pot Dendrobium berbunga dari kebun 1000 m2. Oleh karena itu masih banyak peluang untuk berbisnis anggrek Dendrobium terutama binsis pembibitan anggrek dalam skala besar yaitu dapat dilakukan produksi bibit secara in vitro. Di Indonesia produksi secara in vitro masih sangat terbatas, padahal prospeknya sangat baik karena permintaan bibit bermutu masih terbuka lebar. Tanaman indukan anggrek Dendrobium yang akan dijadikan bahan persilangan harus berkualitas baik untuk produksi bibit anggrek berkualitas. Semakin beragam maka memudahkan pekebun memilih tipe, warna dan bentuk bunga yang akan dihasilkan (Trubus, 2005).
Produksi bibit secar in vitro teknologi bagi beberapa jenisi tanaman, khususnya bagi tanaman anggrek. Tidak dapat disangkal produksi secara in vitro merupakan produksi tanman secara vegetatif dalam sekala besar-besaran. Banyak jenis hybrid tanaman anggrek yang sudah dapat diperbanyak dengan cara ini.
Banyak orang salah mengira bahwa budidaya tanaman dengan secara in- vitro membutuhkan modal yang besar karena peralatan yang mahal dan bahan kimia laboratorium yang harganya tidak murah serta membutuhkan keterampilan yang khusus. Namun hal ini dapat digantikan dengan peralatan yang murah dan serta digunakan dengan optimal. Sama juga dengan bahan kimia yang sebagian dapat digantikan dengan ekstrak yang terdapat dalam buah-buahan. Namun hal ini tidak semua peralatan dan bahan dapat digantikan, akan tetapi semua ini dapat membantu biaya produki yang di keluarkan.

B. Syarat Tumbuh Anggrek Dendrobium
1. Ketinggian tempat
Anggrek Dendrobium sebenarnya memiliki daya adaptasi tinggi dan dapat tumbuh di daerah pada ketinggian tempat lebih dari 1000 meter dari permukaan laut. Dendrobium umumnya menyukai daerah panas daripada daerah dingin, tetapi beberapa jenis Dendrobium hanya bisa tumbuh di daerah dingin misalnya Dendrobium nobile dan Dendrobium cuthbertsonii.

2. Cahaya
Dendrobium bersifat epifit dengan cara tumbuh menumpang pada pohon lain tanpa merugikan inangnya. Oleh karena itu, Dendrobium hanya membutuhkan intensitas cahaya dan lama penyinaran terbatas. Besarnya intensitas cahaya yang dibutuhkan sekitar 1500 – 3000 footcandle (fc). Sebagai perbandingan, saat matahari terik di siang hari, kisaran intensitas cahaya matahari sekitar 7000 – 10000 fc. Oleh karena itu, untuk mengatasi hal tersebut Dendrobium membutuhkan naungan untuk mengurangi intensitas cahaya (Trubus, 2005).

3. Kelembaban
Kelembaban yang diinginkan anggrek Dendrobium berkisar antara 60% - 85% dan dengan kisaran itu maka penguapan besar-besaran pada siang hari bisa dicegah. Sedangkan malam hari kelembaban tidak boleh melebihi 70 % untuk menekan tanaman terserang penyakit. Hal tersebut dapat dilakukan degan cara menjaga media tidak terlalu basah (Trubus, 2005).

4. Suhu
Suhu udara sangat mempengaruhi proses metabolisme tanaman. Suhu udara tinggi memacu proses metabolisme dan suhu udara rendah memperlambat lajunya. Pertumbuhan Dendrobium memerlukan suhu udara rata-rata 25oC-27oC dengan suhu udara minimum 21oC-23oC dan maksimum 31oC - 34oC. Suhu siang sebaiknya 27oC-32oC, dan suhu pada malam hari 21oC-24oC. Serupa dengan cara meningkatkan kelembaban, kenaikan suhu di siang hari bisa ditekan dengan memanipulasi pengabutan dan penyiraman di lingkungan sekitar (Trubus, 2005).

5. Ketersedian air
Lokasi tepat budidaya anggrek Dendrobium harus memiliki ketersediaan air yang cukup, hal tersebut merupakan syarat yang mutlak apalagi saat musim kemarau datang. Dendrobium memang menyukai air tetapi tidak boleh berlebihan. Air digunakan saat pertumbuhan vegetatif laju pesat, tunas-tunas muda tumbuh dan sebelum berbunga. Namun, keperluan air berkurang saat tangkai bunga tumbuh dan berkurang pada periode muncul kuncup sampai mekar berbunga. (Trubus, 2005).

6. Angin
Pertukaran udara yang baik, lancar, dan teratur sangat mendukung kesehatan anggrek. Namun angin yang bertiup terlalu kencang dapat mematahkan tangkai-tangkai bunganya. Keaadan angin yang sesuai adalah angin yang bertiup sepoi-sepoi sehingga menciptakan goyangan lembut pada daun dan tangkainya serta aman untuk bunganya (Osman dan Prasasti, 1994 dalam Puspitasari, 2005).

C. Klasifikasi Anggrek Dendrobium
Pada umumnya klasifikasi tanaman anggrek didasarkan pada keistimewaan bunga, khususnya alat reproduksi. Klasifikasi anggrek Dendrobium adalah sebagai berikut Hsuang Keng, 1978; Fanfani dan Rosssi, 1989):
Kingdom : Planthae
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Ordo : Orchidales
Famili : Orchidaceae
Sub famili : Epidendroidae
Suku/Tribe : Malaxideae (Dressler & Dodson, 1960)
Epidendreae (Comber, 1960)
Dendrobieae (Chan et al., 1994)
Sub tribe : Dendrobiinae
Genus : Dendrobium
Species : D. bifalce, D. macrophyllum, D. phalaenopsis dll


D. Perbanyakan Anggrek Dendrobium
Perbanyakan tanaman anggrek pada umumnya dilakukan melalui dua cara yaitu, konvensional dan modern.
1. Perbanyakan Secara Konvensional
a. Perbanyakan konvensional vegetatif
Perbanyakan konvensional vegetatif bisa dilakukan melalui pemecahan/pemisahan rumpun dan atau pemotongan anak tanaman yang ke luar dari batang, yang selanjutnya ditanam ke media yang sama seperti pakis, mos serabut kelapa, arang, serutan kayu, disertai campuran pecahan genting atau batu bata. Perbanyakan secara vegetatif ini akan menghasilkan anak tanaman yang mempunyai sifat genetik sama dengan induknya.

b. Perbanyakan konvensional generatif
Perbanyakan ini dilakukan dengan menggunakan biji. Mengingat biji anggrek sangat kecil dan tidak mempunyai endosperm (cadangan makanan), maka perkecambahan di alam akan sangat sulit. Oleh karena itu biji yang berhasil berkecambah biasanya dibantu oleh peran serta jamur yang melakukan simbiosis.

2. Perbanyakan Secara Modern
Kultur jaringan bila diartikan ke dalam bahasa Jerman disebut Gewebe kultur atau tissue culture (Inggris) atau weefsel kweek atau weefsel cultuur (Belanda).
Kultur in vitro adalah suatu metode untuk mengisolasi bagian dari tanaman seperti protoplasma, sel, jaringan atau organ yang steril, ditumbuhkan pada media buatan yang steril, dalam botol kultur yang steril dan dalam kondisi yang aseptik, sehingga bagian-bagian tersebut dapat memperbayak diri dan beregenerasi menjadi tanaman yang lengkap.
Dasar teori yang digunakan adalah teori totipotensi yang ditulis oleh Schleiden dan Schwann (Suryowinoto dan Suryowinoto, 1977) yang menyatakan bahwa teori totipotensi adalah bagian tanaman yang hidup mempunyai totipotensi, kalau dibudidayakan di dalam media yang sesuai, akan dapat tumbuh dan berkembang menjadi tanaman yang sempurna, artinya dapat bereproduksi, berkembang biak secara normal melalui biji atau spora.
Terdapat beberapa cara pelaksanaan kultur in vitro, tergantung bahan tanam dan media yang digunaka bagian dari tanaman seperti protoplasma, sel, sekelompok sel, jaringan dan organ serta menumbuhkannya dalam kondisi aseptik, sehingga bagian-bagian tersebut dapat memperbanyak diri dan beregenerasi menjadi tanaman utuh kembali (Gunawan, 1992).
Perbanyakan tanaman secara seksual melalui kultur in vitro telah berkembang untuk tanaman anggrek. Tanaman ini mempunyai buah dengan jumlah biji yang sangat banyak dan ukuranya kecil-kecil seperti bubuk tepung (Untung Santoso 2004) maka itu disebut benih.
Pada program pemuliaan tanaman, biasanya dilakukan persilangan buatan antara tanaman induk (P) untuk menghasilkan hibrid baru. Persilangan buatan lebih mudah berhasil bila dilakukan antar tanaman dengan hubungan kekerabatan yang dekat.
Penyerbukan dan pembuahan dapat berhasil namun setelah persilangan buatan seringkali dijumpai permasalahan antara lain buah yang terbentuk gugur saat embrio belum matang, terbentuk buah dengan endosperm yang kecil atau terbentuk buah dengan embrio yang kecil dan lemah. Kondisi tersebut dapat menghambat program pemuliaan tanaman karena embrio muda, embrio dengan endosperm kecil atau embrio kecil dan lemah seringkali tidak dapat berkecambah secara normal dalam kondisi biasa.
Untuk mengatasi hal tersebut di atas maka embrio tersebut dapat diselamatkan dan ditanam secara aseptis dalam media buatan sehingga dapat berkecambah dan menghasilkan tanaman utuh. Teknik untuk menanam embrio muda ini dikenal dengan sebutan penyelamatan embrio (embryo rescue).
Selain teknik penyelamatan embrio ini dikenal juga teknik kultur embrio (embryo culture), yaitu penanaman embrio dewasa pada media buatan secara aseptis. Aplikasi kultur embrio ini antara lain perbanyakan tanaman, pematahan dormansi untuk mempercepat program pemuliaan serta perbanyakan tanaman yang sulit berkecambah secara alami, misalnya anggrek.
Embryo Culture atau kultur embrio adalah isolasi steril dari embrio muda (immature embryo) atau embrio dewasa/tua (mature embryo) secara in-vitro dengan tujuan untuk memperoleh tanaman yang lengkap. Embrio culture adalah salah satu teknik kultur jaringan yang pertama kali berhasil.

Daftar pustaka
Arianie, R. 2007. Studi Teknik Pemeliharaan Pada Anggrek Bulan (Phalaenopsis sp.) Malang: Laporan Kuliah Kerja Propesi Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Malang.

Darmono, D.W. 2006. Menghasilkan Anggrek Silangan. Jakarta: Penebar Swadaya

Daisy P. Wijayani, Ari. 1994. Teknik Kultur Jaringan. Yogyakarta: Kanisius Gunawan,

L.W. 1992. Teknik Kultur Jaringan Tumbuhan. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

HBO, 2008. Handoyo Budi Orchids Laboratorium Pembibitan Aggrek dan Show Room. Malang: Handoyo Budi Orchids

Hendaryono, D.P.S. 2007. Pembibitan Anggrek dalam Botol. Yogyakarta: Kanisius

Hendaryono, D.P.S dan A. Wijayani. 2006. Teknik Kultur Jaringan. Yogyakarta: Kanisius.

Lavarack, B, W. Hariis, and G. Stocker. 2000. Dendrobium Orchids. Australia: Kangaroo Press

Santoso, U dan Nursandi F. 2004. Kultur Jaringan Tanaman. Malang: UMM Press.
_______________________. 2001. Kultur Jaringan Tanaman. Malang: UMM Press.

Trubus. 2005. Anggrek Dendrobium. Jakarta : PT Trubus Swadaya

Yusnita. 2004. Kultur Jaringan Cara Memperbanyak Tanaman Secara Efisien. Jakarta: Agromedia Pustaka.